Oleh:
KH.
Bachtiar Nasir
Sakhr bin
Wadi’ah Al-Ghamidi radliyallaahu ‘anhu berkata bahwasanya Nabi Shalallaahu
‘alaihi wa sallam bersabda, “Ya Allah, berkahilah bagi ummatku pada pagi
harinya,” (Riwayat Abu dawud 3/517, Ibnu Majah 2/752, Ath-Thayalisi halaman
175, dan Ibnu Hibban 7/122 dengan sanad shahih).
Rasulullah
Shalallaahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda bahwa orang yang shalat Isya
berjamaah bagaikan mendirikan shalat separuh malam dan apabila ia
menyempurnakannya dengan shalat Subuh berjamaah keesokan harinya, maka akan
dihitung seakan-akan telah mendirikan shalat sepanjang malam. Hal ini terdapat
dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, dan Tirmidzi.
Rasulullah
Shalallaahu ‘alaihi wa sallam setiap kali mengirimkan pasukan pun selalu di
waktu subuh. Para pengusaha di zaman Rasulullah juga senantiasa menggunakan
waktu subuh untuk memulai bisnisnya. Para scientist juga menyatakan bahwa di
waktu subuh ada gas yang bisa mencerdaskan otak. Namun, gas ini akan menghilang
seiring dengan terbitnya matahari.
Barometer
Kualitas
Begitu
pentingnya waktu subuh bagi Rasulullah Muhammad Shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan
para sahabat. Oleh karena itu, bila ingin melihat kualitas seorang muslim maka
lihatlah kualitas shalat subuhnya. Ada pameo bahwa orang Israel tidak akan
resah akan seberapa jumlah pasukan dan amunisi umat Islam. Namun, mereka akan
khawatir bila jumlah jemaah shalat Subuh sudah sama banyak dengan jamaah shalat
Jumat.
Disinilah
kita melihat betapa shalat Subuh sebenarnya adalah salah satu pengukur kualitas
seorang muslim. Terutama kualitas ketaatan dan kedisiplinan. Kalau kita
memiliki anak lelaki dan masih shalat Subuh di rumah maka kita sebenarnya belum
sukses mendidik anak. Anaknya masih jadi lelaki shalehah.
Cara
supaya anak mau bangun untuk shalat Subuh berjamaah adalah dengan mendoakan
anak ketika hendak tidur atau sedang tidur agar keesokan harinya dapat bangun
dengan mudah shalat Subuh berjamaah. Begitu pula pagi harinya, doakan anak
ketika membangunkan mereka tidur. Contohlah apa yang dilakukan oleh Ibunda Imam
Ahmad bin Hambal manakala mendidik anaknya untuk bisa selalu shalat Subuh
berjamah. Sebelum ke masjid, ibunya mempersiapkan pakaian shalatnya,
menyertainya berwudhu, menemani ke masjid, dan shalat subuh berjamaah di
masjid. Karena, langkah awal bangkitnya sebuah bangsa adalah dengan
mendisiplinkan shalat subuh berjamaah.
Dalam
sebuah hadits dari riwayat Imam Muslim, Rasulullah saw bersabda, “Dua rakaat
sunnah Fajar lebih baik dari dunia dan seisinya.” (Riwayat Muslim).
Hadits ini
menggambarkan secara simbolik bahwa orang shalat dua rakaat di waktu subuh
adalah mereka yang memiliki “kekayaan” lebih banyak dari dunia dan seisinya.
Orang-orang yang shalat subuh adalah dia yang shalatnya disaksikan oleh
malaikat malam dan siang. Dicatat amalnya oleh malaikat yang bertugas malam dan
dicatat pula oleh malaikat yang bertugas di pagi hari karena keduanya
menyaksikan saat kita shalat. Pergantian malaikat adalah di waktu Subuh dan
Ashar, maka beruntunglah orang-orang yang beribadah di waktu-waktu ini.
Disisi
lain, Subuh juga waktu datangnya bencana. Seperti yang terjadi pada kaum Luth,
kaum Nuh, dan banyak bencana yang datang di waktu Subuh. Di negeri kita pun
banyak bencana yang datang di waktu Subuh. Karena itulah, waktu subuh adalah
waktu yang penting.
Hanyalah
orang-orang yang diberikan kekuatan iman yang bisa menantikan shalat subuh
berjamaah. Mereka bisa tegak mendirikan shalat kemudian setelahnya beraktivitas
mencari rezeki. Orang-orang yang mendirikan shalat subuh berjamaah dalam hadits
Rasulullah Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam rezekinya dijamin tidak
seperti ayam yang mematuk-matuk satu persatu. Namun, perolehannya laksana
membuka keran air yang lancar dan deras.
Masjid
Ramah Anak
Kalau mau
tahu sebuah keluarga memiliki kualitas finansial dan pengetahuan, hal ini
sebenarnya mudah terlihat dari anak-anak mereka mau datang shalat Subuh
berjamaah atau tidak. Bagaimana kualitas shalat subuh anak-anak mereka.
Anak-anak yang datang shalat berjamaah di waktu Subuh biasanya datang dari
keluarga yang teredukasi -dan memiliki kemampuan finansial yang baik. Maka,
bila ingin suatu masyarakat baik, lakukanlah percepatan dengan gerakan shalat
subuh berjamaah.
Anak-anak
adalah kader-kader terbaik yang nantinya akan memakmurkan masjid dan
menyebarkan syiar Islam. Oleh karena itu, jagalah shalat mereka terutama saat
shalat subuh berjamaah. Ajak mereka shalat subuh berjamaah di masjid dan
berikan tuntunan yang baik tentang bagaimana seharusnya mereka di masjid tanpa
mengekang naluri anak-anak mereka.
Jangan
larang anak-anak untuk beribadah bersama di masjid. Biarkan mereka dengan canda
dan tawa riang mereka. Karena, sungguh, dalam kondisi diam lebih dari 20 menit
bagi anak-anak adalah konsisi yang berat. Jadi, biarkan mereka bermain di
masjid, bila tidak dalam kondisi shalat atau khutbah Jumat. Bila mereka tetap
bising, ingatkanlah dengan kata-kata yang baik dan lembut. Berikan pengertian
dengan bahasa yang mereka pahami. Rasulullah Shalallaahu ‘alaihi wa sallam dan
sahabat tidak pernah memarahi anak-anak di masjid.
Uruslah
masjid hingga shalat subuhnya seperti shalat Jumat. Jadikan masjid sebagai
tempat yang ramah anak, maka keberkahan dan kebangkitan umat ini akan segera
terwujud. Terlalu banyak masalah di negeri ini yang tidak bisa kita selesaikan
dengan kemampuan yang kita miliki. Akan tetapi, dengan keberkahan dari shalat
subuh berjamaah dan doa yang kita panjatkan kepada Allah Subhaanahu wa Ta’ala
di waktu subuh, maka insya Allah, kemenangan akan kita miliki.*
Sumber: https://bachtiarnasir.com/parenting/membiasakan-anak-shalat-subuh-berjamaah/