Maksimalkan Momentum Ramadhan

13 Mar 2024 • 60 pembaca


Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

Niat yang ikhlas dan tekad yang kuat untuk betul-betul menggunakan kesempatan beribadah di bulan suci Ramadhan ini adalah modal utama yang harus ada dalam diri setiap mukmin ketika memasuki bulan suci ini. Dengan modal itu maka semua halangan dan godaan akan dengan mudah diatasi dan dihindari.

 

Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mempersiapkan bulan Ramadhan dengan hidangan dan jamuan ibadah dengan segala macam bentuknya. Agar seorang hamba betul-betul merasa dekat dengan Sang Khaliknya dan betul-betul menikmati kedekatan itu. Sehingga dapat memberikan efek positif bagi perubahan sifat dan perilakunya setelah Ramadhan nanti. Sehingga ia tidak lagi termasuk golongan ‘ramadhaniyyun’ mengikuti istilah Imam Nawawi yang berarti mereka yang tidak mengenal Allah kecuali di bulan Ramadhan saja.

 

Untuk memaksimalkan dan menghidupkan bulan suci Ramadhan ini, Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah memerintahkan dan menganjurkan kaum muslimin untuk mengisinya dengan segala macam ibadah dan amal kebaikan, di antaranya adalah:

 

Berpuasa dengan kualitas terbaiknya karena nilai ibadah ini hanya Allah Subhanahu wa ta’ala yang tau dan Dia lah yang langsung membalasnya.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعمِائَة ضِعْفٍ ، قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ : إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي ، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ : فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ ، وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ ، وَلَخُلُوفُ فِيهِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman: “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanannya karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kegembiraan yaitu kegembiraa ketika dia berbuka dan kegembiraan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (Bukhari dan Muslim).

 

Puasa yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya juga dapat menghapuskan dosa-dosa kita yang telah lalu.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Dan barangsiapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadr dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim).

 

Puasa juga menjadi perisai bagi kita dari melakukan perbuatan maksiat.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ ، فَلْيَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ مَرَّتَيْنِ

 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Puasa adalah perisai, maka janganlah ia berkata-kata keji, dan janganlah berperilaku dengan perilakunya orang-orang jahil, apabila seseorang memusuhinya atau mencelanya maka hendaknya ia mengatakan: Sesungguhnya saya sedang berpuasa (dua kali).” (Riwayat Bukhari dan Muslim, ini lafadz Bukhari).

 

Selalu melaksanakan shalat tarawih

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، أَنّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ قَامَ رَمَضَانَ ، إِيمَانًا ، وَاحْتِسَابًا ، غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang menghidupkan malam bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

وَعِبَادُ الرَّ‌حْمَـٰنِ الَّذِينَ يَمْشُونَ عَلَى الْأَرْ‌ضِ هَوْنًا وَإِذَا خَاطَبَهُمُ الْجَاهِلُونَ قَالُوا سَلَامًا ﴿٦٣﴾ وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَ‌بِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

 

Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. (Surat Al-Furqan [25]: 63-64).

 

Dan hendaknya dilakukan berjamaah bersama imam hingga selasai. Rasulullah SAW bersabda:

 

إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا صَلَّى مَعَ الْإِمَامِ حَتَّى يَنْصَرِفَ حُسِبَ لَهُ قِيَامُ لَيْلَةٍ

 

“Seorang laki-laki yang sholat bersama imam sampai selesai maka ia pahalanya dihitung seperti orang yang melakukan qiyamullail sepanjang malam.” (Riwayat Ahmad, Ibnu Majah, Tirmizi dan An-Nasa`i).

 

Memperbanyak bersedekah di bulan penuh berkah. Sebagaimana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mencontohkan, termasuk dengan memberikan makanan kepada orang yang berbuka.

 

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ  أَجْوَدَ النَّاسِ وَأَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ وَكَانَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَام يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ ، فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ فَلَرَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ

 

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan, dan beliau paling dermawan pada bulan Ramadhan, ketika ditemui oleh Malaikat Jibril pada setiap malam pada bulan Ramadhan, dan mengajaknya membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Ketika ditemui Jibril, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah lebih dermawan daripada angin yang ditiupkan. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

عَنْ زَيْدِ بْنِ خَالِدٍ الْجُهَنِيِّ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

 

Dari Zaid bin Khalid al-Juhanni, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa yang memberikan bukaan kepada orang yang berpuasa, maka ia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang berpuasa, sementara pahala orang yang berpuasa tersebut tidak dikurangi sedikitpun.” (Riwayat Ahmad, Tirmizi, Ibnu Majah dan An-Nasa`i).

 

Memperbanyak membaca Alquran dengan penuh kesungguhan, tadabbur dan memahaminya karena Ramadhan adalah bulan Alquran. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam membaca, mengulangi dan mempelajari Alquran pada bulan ini bersama malaikat Jibril seperti yang dijelaskan dalam hadits di atas. Para generasi awal Islam selalu menggunakan kesempatan Ramadhan ini untuk lebih memperbanyak membaca Alquran dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.

 

Tetap duduk di masjid hingga matahari terbit.

 

عن أنس بن مالك قال: قال رسول الله  صلى الله عليه وسلم: مَنْ صَلَّى الْغَدَاةَ فِي جَمَاعَةٍ ثُمَّ قَعَدَ يَذْكُرُ اللَّهَ حَتَّى تَطْلُعَ الشَّمْسُ ، ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ، كَانَتْ لَهُ كَأَجْرِ حَجَّةٍ ، وَعُمْرَةٍ ، تَامَّةٍ ، تَامَّةٍ ، تَامَّةٍ

 

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang shalat subuh berjamaah, kemudian duduk berzikir sampai terbit matahari, kemudian shalat dua rakaat maka dia mendapatkan pahala sebagaimana pahala haji dan umrah sempurna sempurna sempurna.” (Riwayat Tirmidzi).

 

Beri’tikaf di masjid, terutama pada 10 malam terakhir bulan Ramadhan. Dengan beri’tikaf ini maka seorang mukmin betul-betul memusatkan jiwa dan hatinya untuk beribadah kepada Allah Subhanallahu ta’ala.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْتَكِفُ فِي كُلِّ رَمَضَانٍ عَشْرَةَ أَيَّامٍ ، فَلَمَّا كَانَ الْعَامُ الَّذِي قُبِضَ فِيهِ ، اعْتَكَفَ عِشْرِينَ يَوْمًا

 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu beritikaf setiap Ramadhan selama sepuluh hari, sedangkan pada tahun beliau meninggal dunia beliau telah beritikaf selama dua puluh hari. (Riwayat Bukhari).

 

Dan bagi yang mampu, hendaknya melaksanakan umrah di bulan Ramadhan ini karena pahalanya sama dengan pahala melaksanakan haji bersama Rasulullah. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

 

إِنَّ عُمْرَةً فِي رَمَضَانَ تَقْضِي حَجَّةً ، أَوْ حَجَّةً مَعِي

 

“Sesungguhnya umrah di bulan Ramadhan dapat mengganti haji bersamaku”. (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

Berusaha mendapatkan lailatul qadar pada sepuluh terakhir malam bulan Ramadhan.

 

Karena bagi orang yang mendapatkannya maka pahala amal ibadah pada malam itu lebih baik daripada seribu bulan sebagaimana yang ditegaskan oleh Allah Subhanallahu ta’ala dalam surat al-Qadr.

 

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ، وَمَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

 

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu, Barangsiapa yang menghidupkan malam lailatul qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

Memperbanyak zikir, doa dan beristighfar.

 

Karena hari-hari bulan Ramadhan dan malam-malamnya merupakan waktu yang utama dan sangat berkah sehingga akan sangat merugi bagi orang yang tidak menggunakannya untuk berbuat segala macam kebaikan dan amal ibadah. Seharusnya bulan suci ini menjadi waktu untuk kita saling berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan dan amal sholeh. Sebagaimana yang Allah Ta’ala a jelaskan:

 

وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

 

dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. (Surat Al-Muthaffifin [83]: 26).

 

Itulah diantara amal ibadah yang bisa kita lakukan pada bulan suci Ramadhan untuk menghidupkan dan mengisi bulan penuh berkah itu dengan segala bentuk amal ibadah yang Allah dan Rasul-Nya perintahkan. Dan masih banyak lagi bentuk-bentuk amal ibadah lainnya yang bisa kita lakukan untuk mengisi Ramadhan dengan sebaik-baiknya.

 

Jangan sampai kita termasuk orang yang merugi dan menyesal ketika nanti Ramadhan meninggalkan kita. Karena kita tidak mengambil manfaat yang sebesar-besarnya dari Ramadhan itu, yaitu berupa ampunan dari Allah Ta’ala dan pembebasan dari siksa neraka. Wallahu a’lam bish shawab.*

 

 

Sumber: https://bachtiarnasir.com/tadzkirah/maksimalkan-ramadhan/

 

Bagikan ke orang baik lainnya