Oleh:
KH Bachtiar Nasir
DI ANTARA ajaran yang sangat ditekankan dalam Islam adalah
tentang hubungan antara muslim dengan muslim lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala
telah menegaskan bahwa hubungan antar sesama umat Islam itu sangat kuat dengan
menggambarkannya sebagai hubungan persaudaraan. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ
فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab
itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah
terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Surat Al-Hujurat [49]: 10).
Oleh karena itu banyak ayat dalam Alquran yang
menyebutkan diri seseorang atau kaum. Tapi yang dimaksudkan adalah saudaranya
yang menunjukkan bahwa adanya kesamaan keyakinan dalam Islam menjadikan saudara
muslim yang lain itu sama dengan dirinya sendiri. Seperti ayat:
وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا
تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ
“Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan
memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.” (Surat Al-Hujurat [49]: 11).
Para ulama tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud
dengan mencela dirimu sendiri adalah mencela saudaramu sesama muslim.
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun menegaskan
kuatnya hubungan itu dalam banyak haditsnya:
عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ ، قَالَ
: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ
الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ ، مَثَلُ
الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ
وَالْحُمَّى
Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Rasulullah
Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan kaum mukminin dalam
kecintaan dan kasih sayang antar mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila
satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas.
(Riwayat Muslim).
عَنْ أَبِي مُوسَى ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ
كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ، وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ
Abu Musa meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau
bersabda: “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang
saling menguatkan antara satu dengan lainnya (dan Rasulullah SAW. menjalinkan
antara jari-jarinya). (Riwayat Bukhari dan Muslim).
عَنْ أَنَسٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ
لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ
Anas meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak
sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya
sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri. “ (Riwayat Bukhari dan
Muslim).
Sangat penting bagi kita umat Islam untuk
memperlihatkan dukungan dan solidaritas kita terhadap perjuangan, penderitaan
dan kegembiraan umat muslim lainnya di mana pun mereka berada, karena sangat
banyak manfaatnya, di antaranya adalah:
- Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits-hadits Nabi SAW di atas
bahwa itu merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seorang mukmin.
Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menjelaskan
bahwa sudah seharusnya orang mukmin ikut gembira dengan kegembiraan
saudaranya dan ikut sedih dan berduka cita atas penderitaan dan kesulitan
yang menimpa saudaranya. Dan barangsiapa yang tidak demikian maka berarti
ia bukan bagian dari orang-orang beriman.
- Hal itu juga merupakan bentuk pertolongan terhadap umat Islam yang
dizalimi dimana pun mereka berada dan membantu mereka dengan apa yang kita
mampu, baik dengan ikut berperang di samping mereka, membantu dengan harta
dan dengan berdoa untuk mereka yang tentunya tidak ada yang tidak bisa
melakukannya.
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ،
قَالَ : الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ
كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ
مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ
الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
Abdullah bin Umar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah
SAW. bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak
boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan barangsiapa yang
berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi
kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka
Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa
menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat.”
(Riwayat Bukhari dan Muslim).
- Untuk mengingatkan kepada semua pihak bahwa umat Islam itu adalah
satu bagaikan satu tubuh, di mana satu bagian disakiti maka seluruh tubuh
akan merasakan sakit itu. Sehingga mereka berpikir untuk melakukan
penindasan dan kezaliman terhadap umat Islam di mana pun karena pasti
seluruh kaum muslimin akan melawannya.
- Dan agar kita tidak termasuk orang yang enggan berjihad di jalan
Allah SWT dengan apa yang mampu kita lakukan yang merupakan salah satu
cabang kemunafikan dan akan ditimpakan bencana sebelum hari kiamat.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ
وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ
Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW.
bersabda: “Barangsiapa mati dan tidak pernah berperang di jalan Allah dan tidak
pernah bercita-cita untuknya, maka ia mati dalam salah satu cabang
kemunafikan.” (Riwayat Muslim).
عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ
غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ
سُبْحَانَهُ بِقَارِعَةٍ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Abu Umamah meriwayatkan dari Nabi SAW. bahwa beliau
bersabda: “Barangsiapa yang belum pernah berperang, atau menyediakan perbekalan
untuk orang yang berangkat berperang, atau menanggung (mengurus) keluarga orang
yang berperang dengan baik, maka ia akan ditimpa dengan bencana dahsyat sebelum
hari kiamat.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).
Semoga kita termasuk orang yang berjihad di jalan Allah
Ta’ala. Terutama berjihad dengan harta dalam membantu perjuangan saudara kita
di belahan dunia mana pun yang masih tertindas dan dizalimi. Aamiin. Wallahu ‘alam bish shawab.*
Sumber: https://bachtiarnasir.com/artikel/solidaritas-muslim/