Solidaritas Ummat Muslim.

21 Feb 2024 • 60 pembaca


Oleh:

KH Bachtiar Nasir

 

 

DI ANTARA ajaran yang sangat ditekankan dalam Islam adalah tentang hubungan antara muslim dengan muslim lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menegaskan bahwa hubungan antar sesama umat Islam itu sangat kuat dengan menggambarkannya sebagai hubungan persaudaraan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

 

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تُرْ‌حَمُونَ

 

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat.” (Surat Al-Hujurat [49]: 10).

 

Oleh karena itu banyak ayat dalam Alquran yang menyebutkan diri seseorang atau kaum. Tapi yang dimaksudkan adalah saudaranya yang menunjukkan bahwa adanya kesamaan keyakinan dalam Islam menjadikan saudara muslim yang lain itu sama dengan dirinya sendiri. Seperti ayat:

 

وَلَا تَلْمِزُوا أَنفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ

 

“Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan.” (Surat Al-Hujurat [49]: 11).

 

Para ulama tafsir menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan mencela dirimu sendiri adalah mencela saudaramu sesama muslim.

 

Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam pun menegaskan kuatnya hubungan itu dalam banyak haditsnya:

 

عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوَادِّهِمْ وَتَرَاحُمِهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ ، مَثَلُ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى مِنْهُ عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ الْجَسَدِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى

 

Dari An-Nu’man bin Basyir, ia berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Perumpamaan kaum mukminin dalam kecintaan dan kasih sayang antar mereka adalah bagaikan satu jasad, apabila satu anggota tubuh sakit maka seluruh badan akan susah tidur dan terasa panas. (Riwayat Muslim).

 

عَنْ أَبِي مُوسَى ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا ، وَشَبَّكَ أَصَابِعَهُ

 

Abu Musa meriwayatkan dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda: “Seorang mukmin dengan mukmin lainnya adalah bagaikan bangunan yang saling menguatkan antara satu dengan lainnya (dan Rasulullah SAW. menjalinkan antara jari-jarinya). (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

عَنْ أَنَسٍ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ

 

Anas meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda: “Tidak sempurna keimanan seseorang dari kalian sampai dia mencintai untuk saudaranya sebagaimana dia mencintai untuk dirinya sendiri. “ (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

Sangat penting bagi kita umat Islam untuk memperlihatkan dukungan dan solidaritas kita terhadap perjuangan, penderitaan dan kegembiraan umat muslim lainnya di mana pun mereka berada, karena sangat banyak manfaatnya, di antaranya adalah:

 

  • Sebagaimana yang ditegaskan dalam hadits-hadits Nabi SAW di atas bahwa itu merupakan salah satu tanda kesempurnaan iman seorang mukmin. Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Fatawa menjelaskan bahwa sudah seharusnya orang mukmin ikut gembira dengan kegembiraan saudaranya dan ikut sedih dan berduka cita atas penderitaan dan kesulitan yang menimpa saudaranya. Dan barangsiapa yang tidak demikian maka berarti ia bukan bagian dari orang-orang beriman.

 

  • Hal itu juga merupakan bentuk pertolongan terhadap umat Islam yang dizalimi dimana pun mereka berada dan membantu mereka dengan apa yang kita mampu, baik dengan ikut berperang di samping mereka, membantu dengan harta dan dengan berdoa untuk mereka yang tentunya tidak ada yang tidak bisa melakukannya.

 

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، قَالَ : الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ ، وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ ، وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

 

Abdullah bin Umar ra. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW. bersabda: “Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Dia tidak boleh mendzaliminya dan menyerahkannya kepada musuh. Dan barangsiapa yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya maka Allah akan memenuhi kebutuhannya. Barangsiapa yang menghilangkan kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan darinya kesusahan pada hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya pada hair kiamat.” (Riwayat Bukhari dan Muslim).

 

  • Untuk mengingatkan kepada semua pihak bahwa umat Islam itu adalah satu bagaikan satu tubuh, di mana satu bagian disakiti maka seluruh tubuh akan merasakan sakit itu. Sehingga mereka berpikir untuk melakukan penindasan dan kezaliman terhadap umat Islam di mana pun karena pasti seluruh kaum muslimin akan melawannya.

 

  • Dan agar kita tidak termasuk orang yang enggan berjihad di jalan Allah SWT dengan apa yang mampu kita lakukan yang merupakan salah satu cabang kemunafikan dan akan ditimpakan bencana sebelum hari kiamat.

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ مَاتَ وَلَمْ يَغْزُ وَلَمْ يُحَدِّثْ بِهِ نَفْسَهُ مَاتَ عَلَى شُعْبَةٍ مِنْ نِفَاقٍ

 

Dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW. bersabda: “Barangsiapa mati dan tidak pernah berperang di jalan Allah dan tidak pernah bercita-cita untuknya, maka ia mati dalam salah satu cabang kemunafikan.” (Riwayat Muslim).

 

عَنْ أَبِي أُمَامَةَ ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ لَمْ يَغْزُ أَوْ يُجَهِّزْ غَازِيًا أَوْ يَخْلُفْ غَازِيًا فِي أَهْلِهِ بِخَيْرٍ أَصَابَهُ اللَّهُ سُبْحَانَهُ بِقَارِعَةٍ قَبْلَ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

 

Abu Umamah meriwayatkan dari Nabi SAW. bahwa beliau bersabda: “Barangsiapa yang belum pernah berperang, atau menyediakan perbekalan untuk orang yang berangkat berperang, atau menanggung (mengurus) keluarga orang yang berperang dengan baik, maka ia akan ditimpa dengan bencana dahsyat sebelum hari kiamat.” (HR. Abu Daud dan Ibnu Majah).

 

Semoga kita termasuk orang yang berjihad di jalan Allah Ta’ala. Terutama berjihad dengan harta dalam membantu perjuangan saudara kita di belahan dunia mana pun yang masih tertindas dan dizalimi. Aamiin. Wallahu ‘alam bish shawab.*

 

 

Sumber: https://bachtiarnasir.com/artikel/solidaritas-muslim/

Bagikan ke orang baik lainnya